KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan hingga kini belum menerima permohonan pengembalian empat izin usaha pertambangan (IUP) eksplorasi emas milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam yang dicabut pada 2022.
Kementerian ESDM berdalih pencabutan IUP tersebut dilakukan oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.
“Mengingat pencabutan dilakukan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM selaku Satgas Penataan Lahan untuk Investasi, maka Antam telah disarankan untuk berkoordinasi dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM,” kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral (PPM) Kementerian ESDM Cecep Mochammad saat dihubungi, Rabu (23/4/2025).
Pencabutan IUP eksplorasi Antam memang merupakan bagian dari penertiban izin tambang yang dilakukan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sejak 2022 hingga 2024, saat dirinya masih menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM.
Kontrak eksplorasi yang dimaksud merujuk pada empat konsesi pertambangan yang berada di kawasan Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang dan Boven Digoel, Papua.
Cecep mengakui Antam memang pernah mengajukan keberatan dan menyampaikan klarifikasi kepada Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal pada 5 April 2022, kemudian ditembuskan ke Menteri ESDM dan Dirjen Mineral dan Batubara (Minerba).
Akan tetapi, hingga saat ini Kementerian ESDM dan Ditjen Minerba tidak mengetahui ada atau tidaknya tanggapan atas surat tersebut dari Kementerian Investasi/BKPM kepada Antam.
“Ditjen Minerba hingga saat ini belum menerima pembatalan pencabutan 4 IUP Antam di Pegunungan Bintang tersebut, sehingga statusnya izinnya telah berakhir sesuai ketentuan Pasal 117 Undang-Undang No. 4/2009 [UU Minerba],” ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) meminta Bahlil untuk mengembalikkan empat IUP Antam tersebut.
“Kami sudah minta. Ya, itu kan [ranahnya] pemerintah. [Silakan] ditanyakan sama yang bersangkutan lah. Jadi keputusan pengembaliannya di ESDM sama BKPM,” kata Dilo saat ditemui medio pekan lalu, dalam wawancara dengan beberapa media pada Kamis (17/4/2025).
Dilo mengungkapkan sejatinya Antam telah melakukan eksplorasi dan telah memiliki sejumlah data terkait dengan hasil eksplorasi wilayah tersebut.
Namun demikian, perseroan dinilai lamban dalam mengeksplorasi, padahal eksplorasi membutuhkan waktu yang lama.
“Eksplorasi kan enggak sebentar. Dianggapnya kami enggak ngapa-ngapain di-release gitu kan, padahal sebenarnya sudah punya data-data yang terkait sama hasil eksplorasi,” ujarnya.
Sekadar catatan, produksi utama emas dan perak Antam berasal dari tambang bawah tanah Pongkor, Jawa Barat dan Cibaliung, Banten telah memasuki fase pascatambang.
Indikasi adanya deposit emas di Pongkor ditemukan oleh Unit Geomin pada 1981 dan produksi dimulai pada 1994 setelah izin diperoleh dua tahun sebelumnya.
Tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. Pada 2023, total cadangan bijih emas ANTM mencapai 860.000 dry metric ton (dmt) atau setara 184.000 troy oz (5,72 ton) logam emas insitu (contained metal).
Sementara itu, sumber daya mineral emas Antam pada 2023 mencapai 5,14 juta dmt bijih emas atau setara dengan 729.000 troy ounce (22,68 ton) logam emas insitu (contained metal).
-- Dengan asistensi Mis Fransiska Dewi dan Nyoman Ary Wahyudi (mfd/wdh)
Sumber: bloombergtechnoz.com, 23 April 2025